Kamis, 28 Juli 2016

JERITAN HATI PETANI TEBU

Dirumah kami hanya ada kompor minyak tua
Masih terpakai juga tungku lama
Cukup untuk kami masak sekadarnya
Menu nasi dan telur dadar rupa desa
Hidup berkecukupan tidak buat kami risau
Meski terkadang merasa aneh
Dengan kesewenangan para mafia
Yang melelang harga sesukanya
Kami bertani sejak dulu
Memanen mimpi lewat tebu
Saat menjadi gula kami berharap
Tuhan jadikan pula seorang yang kaya
Wahai bapak penguasa
Hidup kami miskin untuk bayar pupuk
Uang kami cukup sekedar menyeka keringat
Bahagia adalah harapan
Meski kenyataan jadi kaum marjinal


Jakarta, November 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar