Dirumah kami hanya ada kompor
minyak tua
Masih terpakai juga tungku
lama
Cukup untuk kami masak
sekadarnya
Menu nasi dan telur dadar
rupa desa
Hidup
berkecukupan tidak buat kami risau
Meski
terkadang merasa aneh
Dengan kesewenangan
para mafia
Yang
melelang harga sesukanya
Kami bertani sejak dulu
Memanen mimpi lewat tebu
Saat menjadi gula kami berharap
Tuhan jadikan pula seorang yang
kaya
Wahai
bapak penguasa
Hidup
kami miskin untuk bayar pupuk
Uang
kami cukup sekedar menyeka keringat
Bahagia
adalah harapan
Meski
kenyataan jadi kaum marjinal
Jakarta, November 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar