Dalam hening terucap namamu
Merambat masuk melalui pori-pori
Lalu mengepung rindu disetiap kondisi
Air mata yang memanggilmu
Seolah bicara tentang kesedihan setiap waktu
Seolah bernyanyi dalam ruang kedap udara
Bagian dadaku bergetar mendengar namamu
Bukan menggigil tapi merasakan sesuatu
Letaknya tak tahu tapi rasanya tepat di sela nafasku
Aku berterimakasih untuk siapapun yang menamaimu
Betapa rasa telah menciptakanmu
Satu nama yang tak tertahankan
Begitulah kami memanggilmu
Meski banyak yang terluka
Tapi kami tetap percaya
Jakarta, 22 November 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar