Rabu, 18 Maret 2015

Cinta dan Kesempurnaan Tuhan


Lalu lalang suara motor masih ramai terdengar dari sudut telinga
Wajar saja kontrakan kecil ini hanya berjarak sepuluh meter dari jalan raya
Pagi ini,catatan usang yang lama kutinggalkan mengepul bebas diantara dinding-dinding kamar
Merasakan getaran otak yang setiap malamnya selalu berdenyut lebih kencang dari biasanya
Meraung lemah
Mendesah resah
Menjerit meminta pertolongan
Selalu aku bicarakan bersama Tuhan disini.
Disetiap jeritan dan erangan jalang nurani hati.
Maafkan aku Tuhan. Allah ku Yang Maha Segalanya.
Bahkan sampai detik ini aku masih egois. Sangat egois.
Dengan penuh permintaan tanpa balasan.
Ya. Aku jahat Tuhan.
Sangat jahat.
Merengkuhkan diri dihadapanmu dengan wajah berbalut dusta
Yang sungguh Kau pun benar-benar tahu.
Tuhan, Jika saat itu aku dicaci selalu menyebutMu palsu,
Menurut Mu,apakah saat ini aku masih sama?
Jika iya,apa teguran Mu?
Pagi ini,seorang lelaki menugurku halus.
Berbicara lantang tanpa suara yang terdengar riuh ditelinga.
Tentang cinta. Hal yang selalu diperbincangkan hamba Mu di dunia.
Aku lemah. Tanpa bantuan Mu.
Yang selalu aku khawatirkan.
Yang selalu membuat otak kembali di ayun-ayunkan.
Dengan nikmat Mu,aku lemah.
Perasaan seperti apa bahagia itu Tuhan?
Yang seperti apa cinta Mu itu?
Yang seperti inikah? Atau seperti itu?
Dan tepat ketika Kau rogohkan aku tak bisa menolak.
Tenggorokan yang selalu haus
Serta perut yang selalu lapar.
Lelaki yang bagaimana yang Kau gariskan?
Aku ingin Engkau Allah.
Yang selalu aku agungkan dan kusebut namaNya berkali-kali.
Yang tak pernah menyakiti.
Yang tak pernah mengecewakan.
Yang tak pernah salah.
Yang tak pernah marah jika aku tak berbuat salah.
Yang menegurku ketika lemah.
Yang memelukku ketika sakit.
Yang memperhatikanku ketika engah.
Yang menuntunku ketika jatuh.
Yang ada ketika aku butuh.
Yang memperingatkan ketika salah.
Yang tak pernah dusta akan janji.
Adakah yang lebih baik dari Mu?
Rasuki aku Allah. Dzat Yang Maha Segalanya.
Mabukkan aku dalam kehangatan itu.
Aku mau Allah.
Aku mau.

Jakarta,2 Maret 2015, 00;58


Tidak ada komentar:

Posting Komentar