Selasa, 24 Juni 2014

Surat dari Seonggok Daging yang Masih Hidup


Seraut wajah-wajah tampan tak berdosa
Berlinang suka dalam derita
Yang mula hanya bisa dilihat kasat mata
Yang mula hanya dilihat tanpa jiwa
Kini merambah kemana-mana
Negeriku porak-poranda
Mengusung berita dalam rona kesakitan
Luluh lantah sebab nikmatnya nafsu belantara
Adalah mereka pemuda milik kita
Seraut wajah-wajah ayu berbinar ceria
yang nyatanya seonggok daging yang tak lagi lama
menyambut masa muda dengan morfin ganja kawanannya
Adalah mereka para generasi kita
untuk mu wahai bapak
mau diapakan lagi negeri ini?
Kalau uang rakyat habis kau makan
Lantas kau perlihatkan caramu menyuapkan kedalam perut-perut pertikaian
Jangan salahkan jika anak-anakmu mengikuti
Sebab itulah yang kau ajarkan 
Kini,pil-pil ekstasi itu melalang masuk
dalam daging-daging yang kuanggap saudara-saudaraku itu
negeri ini butuh banyak daging sehat pak
daging-daging yang bukan sortiran tak bermoral
daging yang masih kuat hidup lama bersamaku
membangun negeri eceran ini.
Dan untuk yang kuanggap saudara-saudaraku itu
tidakkah hidupku adalah sama dengan kalian
yang menanti suka dalam setiap lagu perjalanan
yang menyongsong asa dalam semua harapan
Hai kalian yang kuanggap saudara-saudaraku itu
Tidakkah kau iba melihatku berjuang sendiri meratapi negeri
Yang kian lama kian terpatri ganja-ganja kawanannya
Yang kian lama kian lupa akan daging sehat pemberian Tuhannya
Kini aku hanya bisa memanjatkan doa-doa kecil
Yang kuharap Tuhan kan membesarkan jiwa-jiwa para penerus negeri
Membesarkan jiwa-jiwa bapak
Untuk dapat meranggul saudara-saudara kami
Yang dagingnya entah kan bertahan berapa lama lagi

Jakarta,24 Juni 2014